cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Aksara
Published by Balai Bahasa Bali
ISSN : 08543283     EISSN : 25800353     DOI : -
Core Subject : Education,
AKSARA is a journal that publishes results of literary studies researches, either Indonesian, local, or foreign literatures. All articles in AKSARA have passed reviewing process by peer reviewers and edited by editors. AKSARA is published by Balai Bahasa Bali twice a year, June and December.
Arjuna Subject : -
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 28, No 2 (2016): Aksara, Edisi Desember 2016" : 20 Documents clear
PERUBAHAN POLA PIKIR KAUM MARGINAL TERHADAP PENDIDIKAN DALAM NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO Nitayadnya, I Wayan
Aksara Vol 28, No 2 (2016): Aksara, Edisi Desember 2016
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.259 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v28i2.130.181-196

Abstract

Penelitian ini membahas masalah perubahan pola pikir kaum marginal terhadap pendidikan dalam novel Orang Miskin Dilarang Sekolah karya Wiwid Prasetyo dan faktor-faktor yang memotivasi dan mempengaruhi perubahan pola pikir tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode dan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode kepustakaan dengan teknik catat dan identfikasi. Metode deskriptif analitik digunakan pada tahapan analisis data dan metode informal digunakan pada tahapan penyajian hasil analisis. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa kaum marginal dalam novel Orang Miskin Dilarang Sekolah karya Wiwid Prasetyo memandang pendidikan sebagai sesuatu yang tidak begitu penting dalam kehidupan mereka. Mereka lebih mengutamakan kegiatan yang dianggap mampu menghasilkan uang. Adanya pola pikir yang demikian disebabkan oleh faktor lemahnya kondisi keluarga, lingkungan sosial yang kurang mendukung terlaksananya pendidikan yang konduksif, ketiadaan perhatian orang tua, dan tidak adanya kemauan. Perubahan pola pikir kaum marginal terhadap pendidikan terjadi setelah mereka menyadari bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan sehingga mudah dibodohi orang dan tidak mampu bersaing untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Mereka berharap dengan pendidikan segala potensi, baik itu potensi kognitif, afektif, maupun psikomotor, yang ada dalam diri mereka dapat dikembangkan.  
FUNCTIONAL CATEGORIES OF CODE SWITCHING BY BAJO STUDENTS IN ENGLISH FOREIGN LANGUAGE CLASSROOM Husnan, Lalu Erwan
Aksara Vol 28, No 2 (2016): Aksara, Edisi Desember 2016
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.444 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v28i2.135.253-268

Abstract

AbstractThis research discusses functional categories of codeswitching in English Foreign Language (EFL) classroom by Bajo students at MTs NW Nurul Ihsan Tanjung Luar village. Bajo students use Bajo, Sasak, and Indonesian (multilingual) in their daily communication. They bring their languages into their English classroom when they meet other students who come from other ethnic backgrounds and are only able to speak Sasak and Indonesian. This study is aimed at finding out the functional categories of codeswitching in Bajo’s EFL classroom. Data are collected using observation, interview, and recording method. Method used to analyze the data is descriptive-qualitative by labeling, transcription, classification, and simple descriptive statistic. Result of this research shows that the highest functional categories of codeswitching in the form of pupils’ comment as much as 44% with 129 instances, categorized into less dominant. Grammar explanation is 20% with 58 instances, categorized into not dominant. The other categories are categorized into not dominant. Most of the functional categories of codeswitching use Indonesian as much as 50,68% with 148 instances, categorized into dominant, while English is about 34,59% with 101 instances, categorized into less dominant. The other two languages, Bajo is about 8,22% and Sasak is about 6,51%, are not dominant. 
KARAKTERISTIK GAYA BAHASA KRITIKAN RIZAL RAMLI: KAJIAN ANALISIS WACANA Kusno, Ali
Aksara Vol 28, No 2 (2016): Aksara, Edisi Desember 2016
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.157 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v28i2.131.197-212

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik gaya bahasa kritikan Rizal Ramli. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Pengumpulan data menggunakan metode observasi dan dokumentasi dengan teknik catat. Sumber data berupa dokumen, yaitu tuturan kritikan Rizal Ramli yang dimuat dalam media cetak atau pun media daring. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan teknik interpretatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori wacana kritis. Hasil dan pembahasan penelitian menunjukkan bahwa karakteristik gaya bahasa kritikan Rizal Ramli adalah gaya bahasa sederhana, metafora, personifikasi, ironi, dan sarkasme. Gaya bahasa sederhana dan berbagai gaya bahasa kiasan kritikan Rizal Ramli tersebut mendapat apresiasi dari masyarakat. Meskipun tegas dan cenderung ceplas-ceplos, kritikan Rizal Ramli masih dalam batas kesantunan. Akan tetapi, dalam konteks pemerintahan hal itu menimbulkan persepsi bahwa sinergi antarmenteri di kabinet tidak berjalan dengan baik. Dari hasil penelitian itu disimpulkan bahwa karakteristik gaya bahasa Rizal Ramli dapat memengaruhi keputusan Presiden Jokowi untuk menggantinya dari jabatan Menko Maritim dan Sumber Daya. 
RESISTANSI PEREMPUAN PAPUA DI LINGKUNGANNYA DALAM ROMAN ISINGA KARYA DOROTHEA ROSA HERLIANY Hardiningtyas, Puji Retno
Aksara Vol 28, No 2 (2016): Aksara, Edisi Desember 2016
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.689 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v28i2.127.143-153

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan resistansi perempuan dalam melawan ketidakadilan lingkungan dan persoalan ekologi yang dihadapi perempuan dalam kaitannya dengan pengelolaan alam pada roman Isinga karya Dorothea Rosa Herliany. Metode pustaka dan teknik baca dan catat digunakan untuk menggumpulkan data penelitian. Metode dan teknik analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik interpretatif dan analisis kontens. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan humanistik dengan teori ekofeminisme. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa perempuan dan alam memiliki peran penting dalam keberlangsungan hidup masyarakat Papua. Perjuangan perempuan Papua dalam membebaskan diri dari kekerasan, terutama yang bersumber dari struktur dan budaya masyarakat, kondisi alam, dan adatnya telah melahirkan resistansi posisi perempuan. Sistem patriarkat yang dianut oleh masyarakat Papua memosisikan perempuan sebagai pekerja, pengolah bahan makanan, dan penjual hasil panen. Perempuan Papua menghadapi tantangan tersebut dengan menguasai peran sebagai produsen, konsumen, pendidik, pengampanye, dan komunikator terhadap pelestarian alam. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa perempuan memiliki energi yang berpotensi dalam menjaga intergritas, menyejajarkan posisi antara perempuan dan laki-laki, serta mengambil peran sosial untuk menyadarkan masyarakat Papua dalam menjaga lingkungannya. 
IDEOLOGI PENGASINGAN PADA KOSAKATA BUDAYA DALAM TERJEMAHAN NOVEL BREAKING DAWN Irawan, Yusup
Aksara Vol 28, No 2 (2016): Aksara, Edisi Desember 2016
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.357 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v28i2.132.213-226

Abstract

Penelitian penerjemahan ini mengangkat masalah pengaruh ideologi pengasingan pada sebuah karya terjemahan sastra modern. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh ideologi pengasingan pada kosakata budaya dalam terjemahan novel populer Breaking Dawn karya Stephenie Meyer. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan   metode pengumpulan data pembacaan teks dengan teknik catat. Metode analisis data menggunakan analisis kontens dengan teknik perbandingan karya terjemahan dengan karya asli. Teori yang digunakan untuk menganalisis data adalah teori ideologi penerjemahan Venuti dan Judickaitė, sedangkan teori yang digunakan untuk menganalisis kosakata budaya adalah teori kategori budaya Newmark. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh ideologi pengasingan dalam karya terjemahan novel tersebut pada kosakata budaya. Hal tersebut terlihat dari strategi-strategi penerjemahan yang diaplikasikan oleh penerjemah, yaitu strategi penerjemahan (1) preservasi, (2) penambahan, (3) naturalisasi, dan (4) literal. Strategi-strategi itu digunakan oleh penerjemah pada berbagai kategori kosakata budaya, yaitu kategori  (1) ekologi, (2) budaya material atau artefak, (3) budaya sosial yang mencakup pekerjaan dan aktivitas pada waktu luang, (4) organisasi atau kelompok, dan (5) gestur/bahasa tubuh dan  kebiasaan. Implikasi dari penggunaan pendekatan pengasingan dalam karya terjemahan novel Breaking Dawn adalah pembaca karya terjemahan tersebut dapat menikmati “foreigness”, yaitu rasa bahasa sumber novel tersebut sekaligus juga rasa budaya sumbernya. 
KETIDAKBERDAYAAN PEREMPUAN ATAS PERSOALAN KEHIDUPAN DALAM NOVEL GARIS PEREMPUAN KARYA SANIE B. KUNCORO Kurnianto, Ery Agus
Aksara Vol 28, No 2 (2016): Aksara, Edisi Desember 2016
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.094 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v28i2.128.157-170

Abstract

Masalah ketidakberdayaan tokoh perempuan dalam novel Garis Perempuan karya Sanie B. Kuncoro menjadi persoalan yang dibahas dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap, mendeskripsikan, dan mengintepretasikan subalternasi yang menimpa tokoh Ranting dan Gending dalam novel Garis Perempuan karya Sanie B. Kuncoro. Metode pengumpulan data penelitian ini adalah metode pustaka dengan teknik catat. Metode kualitatif deskriptif digunakan dalam menyajikan analisis data dengan teknik analisis kontens. Teori yang digunakan adalah partiarki Walby (1990) dengan pendekatan subalternasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh perempuan yang dimunculkan dalam novel Garis Perempuan ini merupakan bentuk perempuan yang selama ini tersubalternasi oleh oleh kaum penganut sistem patriarkat. Perempuan menempati posisi sebagai golongan subalternasi yang tidak diberi suara untuk menyampaikan pandangan dan hasratnya dalam dunia kuasa. Dari hasil pembahasaan tersebut dapat disimpulkan bahwa perempuan dapat diabaikan dalam hubungannya dengan persoalan publik, perkerjaannya berkaitan dengan hal-hal domestik, khususnya kehidupan rumah tangga.  
KALIMAT IMPERATIF DALAM WACANA PERKAWINAN ADAT BALI Bandana, I Gde Wayan Soken
Aksara Vol 28, No 2 (2016): Aksara, Edisi Desember 2016
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.618 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v28i2.133.227-239

Abstract

Penelitian ini membahas masalah kalimat dalam wacana perkawinan adat Bali. Salah satu kalimat yang digunakan dalam komunikasi pada proses ngidih ‘meminang’ dan majauman ‘pamitan pihak pengantin perempuan kepada leluhurnya’ adalah kalimat imperatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis kalimat dan makna, bentuk, dan penanda kalimat imperatif dalam wacana perkawinan adat Bali. Pada tahap penyediaan data digunakan metode studi pustaka dan metode observasi dengan teknik catat. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif analitik dan teknik interpretatif dengan mengacu pada teori linguistik antropologi. Penyajian hasil analisis data menggunakan metode formal dan informal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kalimat imperatif dalam wacana perkawinan adat Bali berupa kalimat imperatif biasa, halus, permohonan atau permintaan, ajakan atau harapan, pelarangan, dan pembiaran. Makna yang terkandung dalam kalimat tersebut adalah makna perintah, permohonan, ajakan, harapan, pelarangan, dan pembiaran. Bentuk dan penanda kalimat imperatif berupa afiks dan kata dengan kelas kata adverbia, adjektiva, dan verba. Dalam wacana perkawinan adat Bali, keenam kalimat imperatif digunakan secara berimbang.  
LEGENDA MALIN KUNDANG DALAM PERSPEKTIF FEMINISME Krisna, Eva
Aksara Vol 28, No 2 (2016): Aksara, Edisi Desember 2016
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.563 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v28i2.129.171-180

Abstract

Penelitian ini membahas tradisi merantau dan falosentrisme dalam legenda Minangkabau berjudul Malin Kundang dengan pendekatan feminisme. Legenda tersebut mengisahkan anak durhaka yang dikutuk oleh ibunya menjadi batu. Pengutukan itu seakan-akan mencerminkan kekuasaan seorang ibu atas anak laki-lakinya sebagai bentuk reperesentasi sistem matrilineal masyarakat Minangkabau. Namun, kebenaran matriarkat dalam karya sastra rakyat pada masyarakat matrilineal itu terbantahkan setelah mengkritisi legenda Malin Kundang. Pengumpulan data menggunakan metode observasi dengan teknik rekam dan catat. Analisis data menggunakan metode deskriptif analitik dengan teknik analisis kontens. Penelitian ini memanfaatkan kritik sastra feminis yang pada dasarnya merupakan kritik ideologis atas cara pandang yang mengabaikan permasalahan ketimpangan dan ketidakadilan dalam pemberian peran dan identitas sosial berdasarkan perbedaan jenis kelamin. Hasil pembahasan menguatkan hipotesis bahwa tidak satu pun wacana di dunia ini yang terbebas dari falogosentrisme, meskipun ideologi tersebut disamarkan melalui slogan-slogan kematrilinealan. Kritik feminisme dapat dilakukan dengan menggunakan analisis wacana Foucault, teori dekonstruksi Derrida, dan teori poskolonial Edward Said. Kritik feminisme membahas masalah gender, esensialisme dan konstruksi sosial, patriarkat dan falogosentrisme, serta wacana representasi dan resistensi. 
PARALELISME SEMANTIK TUTURAN RITUAL BERLADANG DALAM GUYUB TUTUR KODI Dewi, Ni Putu Ayu Krisna
Aksara Vol 28, No 2 (2016): Aksara, Edisi Desember 2016
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.865 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v28i2.134.241-252

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk paralelisme semantik dalam tuturan ritual berladang dan makna budaya yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini merupakan kajian linguistik kebudayaan yang berlandaskan pada pendekatan etnografi, paralelisme, dan teori semiotik sosial. Data bersumber pada data lisan berupa tuturan ritual pengolahan ladang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dan wawancara dengan teknik rekam dan teknik catat. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan metode padan dengan teknik ganti dan teknik perluas. Hasil analisis disajikan dengan metode penyajian formal dan informal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk paralelisme semantik dalam tuturan ritual berladang Guyub Tutur Kodi terdiri atas hubungan makna antarperangkat diad dan hubungan makna antarunsur paralel. Selain bentuk paralelisme semantik, ditemukan juga makna budaya yang terkandung dalam tuturan ritual tersebut, seperti makna yang menggambarkan hubungan manusia dengan Tuhan/roh leluhur, makna yang menggambarkan hubungan antarsesama manusia, makna yang menggambarkan hubungan manusia dengan lingkungan alam. 
LIMA CERPEN PROPAGANDA LEKRA (1950—1965) Artika, I Wayan
Aksara Vol 28, No 2 (2016): Aksara, Edisi Desember 2016
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.842 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v28i2.126.129-142

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkap muatan, karakter, dan tujuan ditulisnya cerpen propaganda; serta mengkaji hubungan sastra dan politik semasa Lekra (1950—1965).  Masalah penelitian adalah muatan, tujuan, karakter cerpen propaganda serta hubungan sastra dan politik.  Metode untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan penelitian, menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian membuktikan, cerpen propaganda sarat muatan marxisme dan agenda perjuangan PKI. Tujuan cerpen propaganda adalah memengaruhi massa rakyat agar mendukung perjuangan PKI.  Karakter cerpen propaganda dibedakan menjadi karakter umum (yaitu aktual, menyerang lawan, memengaruhi pembaca) dan karakter yang tampak pada struktur karya (bertema komunisme; tidak mementingkan alur; cerita berupa pandangan ideologis-politik pengarang; setting Revolusi Indonesia; pelaku cerita; rakyat tertindas, kader partai progresif, partisipan, simpatisan, dan militan PKI); dan bahasa mudah dimengerti. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, cerpen propaganda menunjukkan hubungan erat antara sastra, ideologi, dan politik. Hubungan sastra dan politik menunjukkan bahwa cerpen-cerpen tersebut merupakan alat propaganda PKI sesuai dengan Mukadimah 1950 dan 1959, Konsepsi Kebudayaan Rakyat, dan prinsip 1-5-1. Dalam hubungan tersebut, sastra berada di bawah politik dan kebenaran ideologi lebih tinggi daripada nilai sastra. 

Page 1 of 2 | Total Record : 20